Watta Day!

Pernah nggak kalian merasa bahwa seluruh dunia mengerjaimu sehari itu? Well, aku kemarin habis ngerasain itu.
Jadi ceritanya begini. Senin, 26 Maret 2012, aku berencana minta surat pengantar di kelurahan buat bikin SKCK. Datang ke kelurahan, sekalian minta legalisasi KTP n Kartu Keluarga. Nah ternyata, KTP yang aku fotokopi di rumah buat dimintain legalisasi itu nggak seharusnya dipotong kecil-kecil. Nah, punyaku kan aku potong gitu. Jadi fotokopi lagi deh balik.
Oke, itu sebenarnya bukan masalah. Udah dapat surat pengantar dari kelurahan tinggal ke kecamatan. Sampai di kecamatan sih merasa tidak ada yang tidak beres, semuanya lancar, sampai aku dapat tanda tangan dan stempel. Nah, masalahnya pas mau pulang, di parkiran, aku baca surat pengantar yang dibikin tadi itu ternyata salah nama, yang harusnya pakai ‘m’ ditulis pakai ‘n’. Mau gimana lagi, udah tanggung, asal aja deh, aku coret pakai bolpen, kalau masalah laku nggak laku biar pak polisi yang menentukan, lagian aku juga nggak langsung bikin buat hari itu, soalnya belum punya foto.
Habis itu aku berangkat ke kampus buat nuntut ilmu nih ceritanya. Udah bawaanya banyak, tangan kanan bawa folder, tangan kiri bawa helm. Tas ranselku yang biasanya aku dekap di depan jadi nggak bisa kan kalau gini ceritanya, jadi terpaksa aku taruh belakang. Turun dari bis itu aku kok ngerasa nggak enak ya, soalnya tadi pas mau turun ada bapak-bapak tukang kuda lumping yang manggil-manggil aku mulu pas mau turun dari bis tadi.
Terus kan aku naik angkot nih, penuh juga. Sesek bener. Aku raba tasku, eh, kok kantong bagian depan kebuka dikit, agak cemas nih, aku grepe-grepe nyari hape disana, soalnya hapeku disana. Agak lega soalnya ketemu hape yang bagus. Iya, bukannya sombong, aku ada tiga hape, untuk bisnis semata.

Read more.....

I Love Football (1) : Anak SD dan Jerman

Ini jadi seri pertama yang mengawali ceritaku tentang bagaimana awalnya aku bisa suka sepakbola. Bukan main sepakbola sih tepatnya, tapi nonton orang main bola. Aku kan cuma bisa jadi penonton nggak bisa olahraga. Lari aja napasnya jadi Senin-Kamis, gimana mau main bola? Saking nggak sukanya sama olahraga, aku pernah bolos sekolah waktu SMA gara-gara nggak bisa roll depan. LOL.

Begini ceritanya awal aku suka sepakbola, maksudku nonton bola.

Dulu waktu aku kelas 6 SD, jaman akhir tahun gitu ada Piala Dunia, waktu itu Piala Dunia diadain di Jepang-Korea Selatan. Syukur dulu belum musim boyband Korea, jadi belum sempat ada kejadian pemain bola yang frustasi kalah trus pulang dari Piala dunia bikin boyband bersebelas. Dulu entah kenapa yang aku sendiri juga nggak tahu kenapa, mencoba nonton pertandingan bola. Padahal sebelumnya aku sama sekali nggak suka dan bisa dibilang benci nonton pertandingan bola. Apa sih nonton bola itu? Ngeliatin orang banyak ngrubutin satu bola itu kan kurang kerjaan banget. Itu menurutku dulu. Mungkin waktu PD digelar, aku ikutan heboh orang-orang yang pada nonton bola dan mencoba nonton. Yang aku ingat dari pertandingan pertama yang aku tonton waktu itu Perancis lawan Senegal sepertinya, dengan hasil 1-0. Sebagai anak SD yang nggak jelas, aku jadi ngerasa keren banget kalau ada yang tanya mengenai hasil pertandingan malam itu-padahal kalau inget, aku malu banget sekarang-. Apalagi kalau di sekolah, teman-temanku pada ngomongin PD aku ikut-ikutan nimbrung dan ngerti sedikit-sedikit. Berasa gaul aja.

Waktu itu aku belum dukung tim manapun untuk jadi juara, sebatas nonton aja. Timnas sepakbola yang bagus kata kakakku Italia sama Perancis, itu dijawabnya pas aku bingung milih negara mana waktu main PES dulu. Sampai pada pertandingan Jerman VS Arab Saudi yang sangat keren, dengan kemenangan Jerman 8-0. Aku langsung menganggap tim sepakbola yang keren itu ya Jerman. Ya dipikiran anak SD apa sih, selain skor yang besar pasti sebanding dengan kualitas tim itu. Akibat pertandingan itu juga, aku jadi jatuh hati sama Miroslav Klose yang berhasil mencetak entah berapa gol dan melakukan salto yang mungkin seumur hidupku nggak akan bisa aku lakuin, kalau dipikir sih Klose lebih cocok dianggap om untuk anak 12 tahun ya, tapi aku malah menggilainya. Serius. Inilah awal kesesatanku dalam dunia percintaan.

Aku nggak pernah absen nonton pertandingan Jerman. Bahkan ketika aku harus belajar di kamar untuk Ujian pagi harinya, aku tetap nonton dari lubang kunci pintu kamarku, untungnya TV di ruang tamu bisa kelihatan. Dari lubang yang cuma segede upil itu, hatiku bisa kebat-kebit kalau ngelihat Klose. Ya Tuhan, dosa apa ibuku dulu waktu mengandungku dulu. Hahaha nggak peduli lah. Jerman melaju dengan cukup baik di PD 2002, sampai di final melawan Brasil, hal tersebut tambah membuat aku benar-benar jatuh hati dengan Jerman, dan tentunya Miroslav Klose pastinya. Walaupun pada akhirnya harus dikalahkan Brasil. Itu kekalahan pertama dari tim favorit yang aku rasakan. Sepet banget pokoknya rasanya.

Nah dari coba-coba nonton bola itu aku jadi suka yang namanya nonton bola. Kalau main PS sih enggak begitu, cuma iseng aja.Kalau main PS aku sukanya main 2 player, tapi yang main cuma satu orang. Jadi aku bisa menangan. Ehh, itu aja susah ih. Hal lucu yang aku inget waktu SD dulu adalah aku pernah nanyain ke temen yang lagi main PS, “Valentino Rossi mana sih? Kok nggak ada?”

Penutupan PD 2002 nggak begitu terekam banget di memoriku, yang aku ingat adalah kalau next World Cup bakal digelar di Jerman. Yeayy, aku seneng. Berarti besok pas PD 2006 aku bakal udah di SMA. Saat itu mikir, “Kira-kira aku masih suka bola nggak ya?” 

**Gambar Miroslav Klose yang dipasang adalag gambarnya waktu dia masih muda dulu. Ini juga nemu di file yang udah ada dari jaman baheula! Selain itu juga gambarnya juga jelek banget. Maklum ukuran aslinya mini.

Dadah, salam olahraga! :D

Feliz Cumpleanos Real Madrid!

Ini posting pertama di bulan Maret 2012 dan hari keduaku di semester baru, semester 6. Walaupun nggak ada hubungannya antara tanggal, hari keberapa aku kuliah sama keharusan posting di blog, tapi aku ngerasa perlu nulis aja di blog. Kenapa? Karena hari ini ulang tahun Real Madrid. Jujur, aku nggak pernah mengingat-ingat kapan ulang tahun Real Madrid yang aku tahu dari di Wikipedia.

Kenapa aku suka Real Madrid? Alasannya simpel, yaitu karena Ozil main disana. Kedengaran aneh nggak sih? Kalau iya ya biarin, emang kenyataannya begitu. Dulu, aku nggak begitu suka sama klub-klub sepakbola yang kerjaannya main di liga apapun itu. Alasannya adalah pemain di liga itu bisa pindah-pindah ke mana aja. Ini jadi masalah kalau seseorang, seperti aku contohnya, yang suka sebuah klub sepakbola karena ada seseorang yang didemenin. Misalnya gini, aku suka sama Miroslav Klose, dan gara-gara itu aku jadi suka Bayern Munich, klubnya dulu. Nah Klose kan barusan pindah ke Lazio, apa aku juga harus gantian jadi pendukung Lazio juga, atau aku tetap saja jadi pendukung Bayer Munich, atau aku dukung dua-duanya? Yang jelas itu susah sekali.

Kenapa aku suka Ozil juga harus dijawab, karena itu berhubungan dengan Jerman dan lain-lain. Nanti aku bakal ceritain gimana perjalananku bisa suka Real Madrid dalam beberapa seri, biar keren!

Real Madrid menurutku adalah sebuah klub sepakbola yang keren. Paling tidak untuk saat-saat ini sejak aku mengikuti dan bisa dibilang jadi pendukungnya. Terlepas dari perang antar supporternya di Indonesia dengan supporter klub rival. Atau dengan orang-orang yang menilai Real Madrid hanya dengan membandingkan mana yang lebih baik antara Cristiano Ronaldo dengan Lionel Messi, bukan sebagai kesatuan.

Untuk prestasi, sudah jangan ditanyakan lagi apa pencapaian mereka. Sekalipun klub itu juga mempunyai beberapa kekurangan, tapi aku pikir Real Madrid lebih banya sisi positif dibandingkan dengan negatifnya. Jadi tidak ada alasan bagiku buat menjelek-jelekkan Real Madrid.  Kecuali aku pendukung tim sebelah yang akan berpikir Real Madrid itu tidak akan pernah ada baiknya, yang selalu menganggap kekurangannya adalah sebuah keburukan yang besar, dan prestasi yang telah didapat tidak berarti.  Real Madrid is great!

Akhir posting ini, dan yang menjadi tujuan dari tulisan ini adalah

FELIZ CUMPLEANOS REAL MADRID!

HAPPY 110th BIRTHDAY!

HALA MADRID!