Sunday, November 27, 2011

Menolak Apa yang Ada Sesulit Menerima Apa Adanya

Diposkan oleh Popuri di 3:24 PM
Yap, akhirnya nulis juga. Bosen ya kalau tiap posting selalu bilang absen nulis karena bla bla bla. oke deh langsung aja ke hal yang mau dibicarakan.
Mau bicara apa saya hari ini? Yang jelas bukan tugas kuliah yang semakin hari-semakin mencuri waktuku untuk bersenang-senang dan berfoya-foyaparis-hilton-stray-dog *benerin poni*. Kalau yang bersenang-senang sih bener, tapi kalau yang berfoya-foya itu cuma berita yang tidak jelas kebenarannya. Yah tau kan, I’m not Paris Hilton yang ngasih makan anjing liar kelaparan di  Bali pakai fillet mignon . Ngebayangin harganya yang pakai dollar jadi males aku, apalagi sampai mikirin itu dimakan anjing liar. Jadi ngerasa manusia paling ngirit di dunia. Kalau aku udah bisa buat makan sebulan itu. Si Paris cuma buat ngasih makan anjing. Oke, itu semua nggak penting ya. Mau ngasih makan monyet di Bali pakai duit juga ga masalah sepertinya untuk Paris Hilton.
Kali ini aku mau ngomongin bahwa menolak itu merupakan sesuatu yang berat. Kalau ada yang bilang menerima apa adanya itu susah, menurutku pernyataan itu kurang tepat, karena menolak apa yang ada itu juga sama susaaaahnya (sengaja dibanyakin huruf a-nya  biar kelihatan susah beneran)
Loh kok bisa? Ya bisa dong. Apa sih yang nggak bisa di dunia ini?
Jadi ceritanya begini…

Kemarin hari Rabu kalau nggak salah, ya berarti bener, hari Rabu. Sehabis pulang kuliah hujan turun rintik-rintik kemudianhening menjadi deras. Nah karena hujan turun, maka dari itu aku nggak langsung pulang ke kos. Aku dan kau temanku nunggu dulu di gazebo B8, sampai hujan agak reda.
Pas lagi nunggu, ada mbak-mbak dari jurusan IKM yang aku ketahui setelah kejadian ini, datang membawa kabar gembira. Dia minta aku partisipasi dalam usahanya. Aku masih nggak ngerti sebernarnya maksud mbak itu apa. Berhubung aku agak nggak enak menolak dan sedikit tertarik dengan yang namanya bisnis-berbisnis, makanya aku ladenin aja. Ngobrol-ngobrol dikit, dan akhirnya aku ngerti yang dia tawarin itu MLM. Aku tanya, “Jadi ini MLM mlm ya mbak?”. Dia jawabnya, “Ya, tapi ini secara online dan offline.” Begitu dia bilang, yah, padahal maun online atau offline sama aja kalau menurutku, namanya juga tetep MLM bukan MLN atau PLN.
Mulai ngrasa nggak enak nih atiku. Mulai ada unsur paksa-memaksa di pembicaraanku yang sengit itu. Tapi aku belum bisa nyudahin pembicaraannya Trus aku tanya dia jual produk apa saja. Dia bilang ada produk kesehatan dan kecantikan juga ada. Nah lancangnya dia bilang gini, “Ada pelangsing juga loh mbak, seminggu bisa turun 8kg. Menurut orang yang udah pernah pakai.” Ngerti kan dia lancang, mentang-mentang aku gendut berisi, dia nawarin obat pelangsing gitu sama aku. WTF. Aku sih nggak masalah ya mau dibilang berisi, ehm, gitu. Tapi ya kalau mbaknya yang ngomong waktu itu kan momennya nggak tepat. Orang dia mau ngajakin aku jadi donlennya kok omongnya nggak dipikir. Paling nggak muji-muji aku kek apa, bukan ngatain nggak langsing gitu, Yah untungnya aku baik ya, nggak marah lah cuma dongkol ditawarin obat pelangsing yang katanya seminggu turun 8kg, setaun minum aku udah berubah jadi gizi buruk.
Habis itu dia nunjukin kalung yang dipakai dia. Kayaknya sih dari batu gitu. Katanya itu kalung kesehatan atau apalah semacem power balance yang bohong banget itu. Aku sih nggak percaya itu, apalagi setelah power balance diumumin ternyata nggak ngaruh apapun. Yah, bahkan sebelum ada berita itu aku nggak percaya sama gelang keseimbangan itu, kecuali aku lihat yang make bisa jalan di atas air. Dia bilang lagi itu kalung yang dia pakai dipanasin 30 derajat. trus aku bilang, “Hah, tiga puluh derajat.” tanyaku sambil mengangkat alis. “Eh tiga ribu derajat.” ralat mbak itu.(Sorry, aku lupa dipanasinnya 30 derajat atau 3000 derajat. Yang jelas bukan 30 derajat.) Gagal mbaknya.
Masih aja ngomong terus, padahal aku udah pengen pulang, dia bilang lagi katanya pernah dia  cuma tidur dua jam semaleman, tapi paginya bangun udah seger lagi. Aku sih senyum dikulum aja. Aku juga biasa tidur sejam dua jam oke-oke aja paginya kuliah, padahal nggak pakai kalung ajaib kayak punya dia.
Trus dia bilang lagi, katanya dia bisa ngangkat beban sampai 90kg kalau pakai kalung itu. Kebohongan apa lagi ini. Aku bilang, “Coba mbak bisa angkat aku?”. Eh dia bilang bisa katanya, tapi malu mau ngangkat aku, soalnya di sini banyak orang. Gagal yang ketiga kalinya.
Udah, aku udah eneg dengerin cerita nggak jelasnya, aku bilang aja aku belum tertarik, eh tapi masih aja maksa. Katanya ada temennya yang udah dapt sekian juta lah. Aku nggak peduli. Aku pikir habis aku tolak secara halus itu mbaknya langsung ngerti kalau aku nggak mau, ternyata belum. Dia minta nomor hape temen-temenku, sebelumnya udah minta nomor hapeku dulu tentunya. Aku awalnya nggak ngasih.  Iyalah, masa aku mau nyebarin no hapen teman kuliahku ke orang yang nggak jelas gitu. Digebukin orang satu jurusan bisa-bisa. Tahu lagi banyak tugas, mumet-mumet eh malah diajakin ikut MLM. Ujungnya dia minta no teman lain, yang nggak sejurusan. Aku kasih deh lima orang, (sorry temans, yang nomernya udah aku kasihin ke mbak aneh tadi) mintanya sepuluh sebelumnya.
Setelah dapat nomernya, ngucapin terima kasih trus dia pulang deh,mempersiapkan koban selanjutnya sepertinya.

Well, teman-teman, udah itu ceritanya. Silakan disorakin kalau mau nyorakin saking nggak mutunya posting ini. Ya emang gitu.
Intinya sih aku cuma mau bilang kalau menolak itu sama susahnya dengan menerima.Waktu kita menerima apa adanya, yang jadi korban sih cuma diri kita. Nah kalau menolak apa yang ada itu yang jadi korban orang lain juga. Ini jadi masalah buat orang yang nggak tegaan kaya aku gini. hiks :’(
Udah ya, aku bingung mau nulis apalagi. Mau nulis makalah aja.
Bubyeee :)

0 komentar:

Post a Comment

 

SluuuRRRppps..! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review